Senin, 27 April 2009

Akibat diabetes militus

Akibat diabetes militus

Berikut adalah kumpulan artikel tentang wanita hamil dengan diabetes militus. Ini berguna untuk anda yang sedang mencari bahan dan data-data untuk dijadikan makalah atau pun skripsi. SELAMAT MENIKMATI.

Waspadai Diabetes Kehamilan untuk Keselamatan Ibu dan Bayi

Diabetes kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu ibu yang sedang hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.

Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk memantau kadar gula darah.

Kemungkinan terjadinya diabetes gestational akan lebih besar bila anda:

  1. Kelebihan berat badan sebelum hamil.
  2. Usia diatas 35 tahun saat hamil.
  3. Ada riwayat hidup keluarga diabetes, baik type 1 maupun type 2.
  4. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan diatas 8 pon (3,6 kg).
  5. Sebelumnya pernah mengalami diabetes gertational.

Kontrol metabolik yang buruk khususnya selama masa kehamilan dini akan berisiko tinggi pada janin. Si bayi kemungkinan akan:

  1. Terlalu besar sehingga perlu dilakukan operasi ceasar saat melahirkan.
  2. Mengalami hipoglikemia berat saat kelahiran.
  3. Mengalami “joundis” (warna kulit kekuningan), khususnya jika hati bayi belum cukup berkembang.
  4. Mengalami kesulitan bernafas, terutama jika paru-paru bayi belum cukup berkembang.

Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien diabetes gestasional antara lain dengan tetap mengutamakan pengaturan diet diabetes, apabila kadar gula darah terlampau tinggi bisa dilakukan opname untuk regulasi dengan insulin baik intravena maupun suntikan subkutan. Jadi usahakan pada semua penderita hamil untuk memilih pengobatan dengan pengaturan diet bila tidak tercapai keadaan kadar gula darah yang normal baru disuntik dengan insulin. Obat tambahan lain bisa dengan vitamin vitamin untuk menjaga kondisi tubuh pasien.

Yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis. Jumlah kalori untuk diet = berat badan ideal wanita hamil x (25-30)kalori + ekstra 200 - 300 kalori dengan perincian minimal 200 gr hidrat arang dan protein (1,5 - 2) gr/kg BB ideal.

Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu dilakukan induksi pada minggu ke 36 - 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.

Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu. Untuk mencegah hal - hal yang tidak diinginkan konsumsi obat -obatan herbal dapat menjadi alternatif yang sangat direkomendasikan.

Wanita Hamil Penderita Diabetes Beresiko Lahirkan Anak Cacat

Wanita Hamil Penderita Diabetes Beresiko Lahirkan Anak CacatWanita hamil yang mengidap diabetes menghadapi risiko bayi terlahir dalam kondisi cacat atau menderita kelainan. Kontrol kadar gula darah adalah kunci utama menjaga kehamilan tetap sehat dan aman.


Secara umum, dikenal dua tipe diabetes mellitus (DM). DM tipe 1 biasanya terjadi sejak kanak-kanak dan akan tergantung asupan insulin seumur hidup. DM tipe 2 merupakan bentuk paling umum dan banyak dialami orang dewasa.

Adapun diabetes pada kehamilan dibedakan dua kategori, yaitu wanita yang sudah terkena diabetes sejak sebelum hamil maupun diabetes yang disebabkan kehamilan (diabetes gestasional). Ketika hamil, gula darah memang cenderung meningkat, tapi umumnya akan kembali normal setelah melahirkan.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti asal Amerika dan Israel menyimpulkan bahwa wanita dengan diabetes gestasional berisiko lebih tinggi terkena kanker pankreas. Hal ini diduga terkait pelepasan sejumlah hormon tertentu dan peningkatan bobot badan selama kehamilan. Insulin sebagai pengatur kadar gula darah juga diproduksi di pankreas.

Dalam studi tersebut, tim peneliti menganalisis arsip kesehatan dari 40.000 wanita yang melahirkan dalam kurun waktu 1964-1976 di Yerusalem, Israel. Hasilnya, dari 410 wanita yang terdiagnosis diabetes gestasional, lima di antaranya menderita kanker pankreas.

Kepala peneliti dari Sekolah Kedokteran Universitas New York, Mary Perrin, mengemukakan, hasil temuan tersebut masih perlu dikembangkan lagi di kemudian hari. Namun, satu hal yang pasti, angka kasus diabetes gestasional terus meningkat sejalan naiknya epidemi obesitas alias kegemukan.

"Hal terpenting yang harus disadari adalah bahwa diabetes gestasional bisa saja menjadi pertanda awal risiko gangguan kesehatan lainnya seperti kanker pankreas," katanya.

Sementara itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika, pekan ini melansir studi terbaru yang melaporkan bahwa wanita hamil yang menyandang diabetes sejak sebelum hamil (pre-gestasional diabetes) berisiko 3-4 kali lebih tinggi memiliki bayi yang terlahir dengan kelainan atau kecacatan.

Studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology tersebut merupakan hasil penelitian terhadap data kesehatan dari 13.000 kasus kelahiran cacat di 10 negara bagian Amerika dalam kurun waktu 1997-2003. Sebagai pembanding adalah 5.000 data kelahiran sehat yang dipilih secara acak.

Hasilnya, sebanyak 93 persen kelahiran cacat memang tidak terkait diabetes. Namun, sekitar 2 persen bayi yang terlahir dengan satu kecacatan ternyata berasal dari wanita yang menyandang diabetes sejak sebelum hamil. Demikian halnya dengan 5 persen bayi yang lahir dengan lebih dari satu kecacatan. Sementara pada kelahiran sehat, persentase bumil dengan diabetes jauh lebih rendah.

Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis lebih dari 40 tipe kecacatan pada bayi baru lahir, seperti kelainan bentuk jantung, tulang belakang, ginjal, hingga masalah pencernaan.

"Diabetes tidak pernah pandang bulu, termasuk dalam kaitannya dengan kelahiran cacat," kata kepala tim peneliti, Dr Adolfo Correa.

Saat ini, kasus kelahiran cacat dialami sekitar 1 dari 33 kelahiran di Amerika, dengan angka kematian sekitar 20 persen. Sayangnya, penyebabnya secara jelas belum diketahui. Namun, faktor risiko seperti obesitas, konsumsi alkohol, merokok, dan infeksi disinyalir menjadi pemicunya. (ip)

Penderita Diabetes Saat Hamil Cenderung Lahirkan Bayi Gemuk

NEW YORK–MIOL: Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang diabetes selama kehamilan lebih mungkin untuk kelebihan berat badan atau jadi gemuk dibandingkan teman sebaya mereka, demikian hasil suatu studi baru.

Namun, perawatan apa yang disebut diabetes saat hamil mengurangi resiko itu? Dr Teresa A. Hillier dan rekannya mengkaji hampir 10.000 pasangan ibu-anak yang terdaftar dalam rencana Kaiser Permanente di Hawaii dan di Pasifik Timur-laut selama masa dari 1995 sampai 2000. Perempuan yang sudah terserang diabetes tak dimasukkan.

Penelusuran anak-anak itu 5 sampai 7 tahun kemudian mengungkapkan hubungan besar antara berat tubuh mereka dan kadar gula darah ibu mereka ketika diperiksa selama kehamilan, demikian laporan para peneliti tersebut di dalam jurnal medis Diabates Care.

Secara khusus, seorang anak memiliki kemungkinan 28 persen lebih besar untuk kelebihan berat badan atau jadi gemuk ketika tingkat gula darah ibu mereka selama kehamilan berada pada posisi atas dibandingkan dengan yang memiliki gula darah pada posisi lebih rendah.

Menurut tim Hillier, kecenderungan itu tetap tinggi setelah penelitian pada peningkatan berat tubuh ibu, usia ibu, jumlah kehamilan, etnik, dan berat tubuh bayi saat dilahirkan.

Namun, analisis lebih lanjut memperlihatkan bahwa resiko kegemukan tak meningkat tajam di kalangan anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang menjalani perawatan diabetes saat hamil.

“Hasil kami menunjukkan bahwa ‘jejak motabolis’ anak untuk mengalami kegemukan pada masa depan terlihat dengan satu, atau lebih, kondisi tidak normal dalam pemeriksaan toleransi gula darah,” demikian kesimpulan Hillier dan rekannya. “Resiko tersebut dapat berubah melalui perawatan diabetes saat hamil.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar